Geliat Simpatisan ISIS Di Indonesia Kian Bikin Resah
Geliat Simpatisan ISIS Di Indonesia Kian Bikin Resah
![]() |
Geliat Simpatisan ISIS Di Indonesia Kian Bikin Resah |
Tiga anggota polisi yang tengah mengamankan aksi pawai obor menyambut bulan suci Ramadan tewas terkena ledakan bom panci. Mereka adalah Bripda Taufan, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata.
Selang satu bulan kemudian teror menyasar Mapolda Sumutera Utara. Seorang polisi yang tengah piket tewas dalam insiden ini. Korban adalah Ipda Anumerta Martua Sigalingging, tewas usai ditusuk di bagian leher dan lengan secara bertubi-tubi saat tengah bertugas piket. Peristiwa tersebut terjadi tepat saat Hari Raya Idul Fitri atau 25 Juni 2017.
Lima hari kemudian dua anggota Brimob luka usai ditikam seorang teroris usai melaksanakan salat Isya di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dua anggota Brimob yakni, AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bahtiar, luka di wajah dan leher akibat tikaman teroris itu.
Parahnya, pelaku melancarkan aksinya di Masjid yang sangat dekat dengan Mabes Polri. Pelaku juga beraksi tepat satu hari sebelum HUT Polri ke-71, Pada hari Jumat (30/6) malam.
Belum usai duka yang menyelimuti Polri, keesokan harinya teror diterima Polres Serang, Banten. Pelaku melempar secarik kertas yang menyebut polisi sebagai thogut.
Thoghut atau Thaghut adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada sesuatu yang disembah atau ditaati selain Allah. Dalam pengertian itu pun terkandung makna, bahwa jika manusia mengabaikan hukum Allah, maka hukuman terhadap mereka disebut hukum Thoghut.
Geliat simpatisan ISIS yang meresahkan tak sampai di situ. Kali ini menyerang Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Pada hari Selasa (4/7). Anggota Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dikejutkan dengan terpampangnya bendera warna hitam bertuliskan huruf arab Lailahailallah yang identik bendera ISIS. Bendera itu terpasang di pagar Polsek Kebayoran Lama.
Tiga hari kemudian peneror di Mapolsek Kebayoran Lama dibekuk. Dari hasil penyelidikan pembuatan surat ancaman dilakukan pelaku terinspirasi dari salah satu buku yang dibeli dengan secara online.| Dewa Poker
Selanjutnya seorang pria bernama Toni Rianda (24) diringkus jajaran Polda Sumsel, akhir pekan kemarin. Ia diduga anggota Islamic of Syiria and Irak (ISIS). Dari hasil penyelidikan pelaku diketahui cukup aktif menyebar ujaran kebencian di grup Telegram yang diikutinya. Toni kerap menyebar kebencian, terutama kata-kata polisi toghut dan layak dibunuh di grup telegram berisi orang-orang yang berpandangan polisi adalah musuh bersama dan layak dibunuh.
Di hari yang sama polisi meringkus Agus Wiguna, seorang pedagang bakso di kawasan Bandung, Jawa Barat. Agus dibekuk setelah bom panci racikannya yang disimpan di rumah kontrakannya tinggal meledak. Dari hasil penyelidikan, Agus pun terkait dengan ISIS. Hal itu diketahui setelah selembar kertas yang dibuat dengan tulisan tangan dan berisi pernyataan kesetiaan terhadap pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi ditemukan di rumah yang dikontrak Agus.
Polisi menengarai AW sebagai Lone Wolf, atau pelaku yang bergerak sendiri karena pengaruh ajaran paham radikal. Hal itu terlihat dari pelaku tidak memiliki jaringan tetapi dengan mudah terinspirasi untuk membuat bom dan berjihad sendiri.
"Dia Agus ini memang bekerja sendiri atau disebut lone wolf. Sama seperti yang terjadi di dekat Masjid Fatahilah yang dilakukan secara sendiri. Jadi dia (Agus) belajar dari internet baik itu pembuatan dan pemahaman jihad juga belajar dari situs internet," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus usai menghadiri apel HUT Bhayangkara ke-71 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Senin (10/7).
Pemahaman yang tidak terkendali membuat Agus menebarkan rasa kebencian kepada agama tertentu dan Kepolisian. Sehingga dalam penyelidikan sementara yang dilakukan, Agus memang sudah memetakan sasaran bom panci seorang diri di kafe dan gereja.
"Ya karena dia menanamkan ada rasa kebencian satu agama dan pada aparat," imbuhnya.
Dia melanjutkan, dalam hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pihaknya belum menemukan keterkaitan jaringan mana, seperti pelaku bom panci di Kecamatan Cicendo, pada Februari 2017 lalu.
"Hasil olah TKP dari pemeriksaan laptop, handphone sementara ini dia melakukan sendiri. Ini masih didalami apakah ada jaringan atau tidak JAD. Kita tunggu hasil pemeriksaan," pungkasnya.| Poker Uang Asli