Menengok aktivitas belajar mengajar di areal pemakaman Bergota Semarang
Menengok aktivitas belajar mengajar di areal pemakaman Bergota Semarang
Areal pemakaman biasanya dihindari karena menimbulkan kesan seram
dan horor. Namun bagi siswa SD PL Servatius Gunung Brintik Semarang,
areal pemakaman adalah arena bermain dan pemandangan sehari-hari.
Sekolah ini berada di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota.| Poker Online
Sekolah yang berada di Jalan Dr Soetomo Nomor 4 Semarang tersebut memiliki 118 siswa. Selain sekolah dasar, ada juga TK PL Gunung Brintik. Bangunan TK terletak di bagian paling bawah, selanjutnya ada laboratorium, ruang pembelajaran dan pratikkum, serta paling atas, bangunan SD.
Guru kelas I, Veronica Suharti mengatakan, mengajar di sekolah areal pemakaman memberikan kesan tersendiri. Dia yang sudah mengajar selama 34 tahun, mengaku pengalaman di SD PL Gunung Brintik adalah yang paling seru. Alasannya, dia sempat beberapa kali mengalami hal-hal mistis.
"Meski tidak sampai mengganggu, tapi awal-awal dulu ya kaget. Tapi lama-lama terbiasa," ujarnya yang baru bertugas di SD PL Gunung Brintik selama enam tahun ini, Rabu (13/12).
Dikatakannya, doa bersama kerap dilakukan pada waktu pukul 12.00 WIB. Menurut dia, saat itu juga terjadi seraing terjadi kejadian aneh.
Beberapa kali, karyawan serta guru masih bekerja tiba-tiba printer yang digunakan macet. Selain itu, pernah saat tim sekolah menyiapkan keperluan untuk akreditasi seluruh lampu padam.
"Saat itu sekitar maghrib, setelah kita istirahat dan berdoa bersama, lampu menyala lagi," kata Suharti.| Dewa Poker
Sekolah yang berada di Jalan Dr Soetomo Nomor 4 Semarang tersebut memiliki 118 siswa. Selain sekolah dasar, ada juga TK PL Gunung Brintik. Bangunan TK terletak di bagian paling bawah, selanjutnya ada laboratorium, ruang pembelajaran dan pratikkum, serta paling atas, bangunan SD.
Guru kelas I, Veronica Suharti mengatakan, mengajar di sekolah areal pemakaman memberikan kesan tersendiri. Dia yang sudah mengajar selama 34 tahun, mengaku pengalaman di SD PL Gunung Brintik adalah yang paling seru. Alasannya, dia sempat beberapa kali mengalami hal-hal mistis.
"Meski tidak sampai mengganggu, tapi awal-awal dulu ya kaget. Tapi lama-lama terbiasa," ujarnya yang baru bertugas di SD PL Gunung Brintik selama enam tahun ini, Rabu (13/12).
Dikatakannya, doa bersama kerap dilakukan pada waktu pukul 12.00 WIB. Menurut dia, saat itu juga terjadi seraing terjadi kejadian aneh.
Beberapa kali, karyawan serta guru masih bekerja tiba-tiba printer yang digunakan macet. Selain itu, pernah saat tim sekolah menyiapkan keperluan untuk akreditasi seluruh lampu padam.
"Saat itu sekitar maghrib, setelah kita istirahat dan berdoa bersama, lampu menyala lagi," kata Suharti.| Dewa Poker
Dia mengaku, kejadian yang di luar nalar tersebut tidak menyurutkan guru
untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Menurutnya, sebagian
besar murid SD PL Gunung Brintik berasal dari keluarga dengan ekonomi
menengah ke bawah. Sehingga membutuhkan bimbingan moral dan etika,
selain pendidikan formal.
Wakil Kepala Kesiswaan SD PL Servatius Gunung Brintik, Sunaryo mengatakan, tantangan terbesar mengajar di sekolah tersebut bukan hantu atau pemakaman yang menyeramkan. Melainkan, motivasi belajar siswa.
"Sebagian siswa kita juga bekerja, mereka ada di jalanan. Ini coba kita ubah agar fokus ke sekolah," tegasnya.
Dia melanjutkan, ada siswa yang sekolah selama satu hari dan selama enam bulan selanjutnya bolos. Bahkan ada anak berusia 13 tahun yang baru mendaftar di kelas I.
"Prinsip kami adalah selain pendidikan kami juga harus menanamkan semangat, mental, dan etika agar siswa menjadi lebih baik," tegasnya.
Menurut Sunaryo, saat ini perubahan tersebut sudah nampak meski belum maksimal. Beberapa siswa yang dulunya berada di jalanan, mulai dibekali keterampilan membuat kerajinan dan rosario. Pendampingan tersebut hasil kerjasama dengan Dinsos Kota Semarang dan Yayasan Setara.
Seorang siswa kelas V, Rama mengatakan, bagian terseram di sekolah ada di toilet. Dia mengaku pernah mendengar suara perempuan ketika kencing.
"Ya takut, tapi memang sekolah di sini ya yang penting belajar," ucapnya.| Poker Uang Asli
Wakil Kepala Kesiswaan SD PL Servatius Gunung Brintik, Sunaryo mengatakan, tantangan terbesar mengajar di sekolah tersebut bukan hantu atau pemakaman yang menyeramkan. Melainkan, motivasi belajar siswa.
"Sebagian siswa kita juga bekerja, mereka ada di jalanan. Ini coba kita ubah agar fokus ke sekolah," tegasnya.
Dia melanjutkan, ada siswa yang sekolah selama satu hari dan selama enam bulan selanjutnya bolos. Bahkan ada anak berusia 13 tahun yang baru mendaftar di kelas I.
"Prinsip kami adalah selain pendidikan kami juga harus menanamkan semangat, mental, dan etika agar siswa menjadi lebih baik," tegasnya.
Menurut Sunaryo, saat ini perubahan tersebut sudah nampak meski belum maksimal. Beberapa siswa yang dulunya berada di jalanan, mulai dibekali keterampilan membuat kerajinan dan rosario. Pendampingan tersebut hasil kerjasama dengan Dinsos Kota Semarang dan Yayasan Setara.
Seorang siswa kelas V, Rama mengatakan, bagian terseram di sekolah ada di toilet. Dia mengaku pernah mendengar suara perempuan ketika kencing.
"Ya takut, tapi memang sekolah di sini ya yang penting belajar," ucapnya.| Poker Uang Asli

